Dalam Kalbu
Malam semakin larut, orang-orang satu persatu pergi beristirahat
Namun aku masih terpaku di sudut ruangan, tenggelam dalam pekatnya malam
Termenung, namun entah apa yang sedang aku pikirkan kala itu
Denting waktu terdengar begitu berirama, bertolak belakang dengan detak jantungku ini yang tak karuan
Diluar terdengar rintik-rintik hujan ikut meramaikan suasana malam menjelang pagi itu
Alunan melodi indah bergema dalam ruang malam itu
Semakin pekatnya malam dingin pun menusuk rusukku
Ku dekap erat lutut ini, mencari sedikit kehangatan di tengah rinai hujan yag turun kala itu
Ku rasakan begitu kuat perasaan dalam hati yang menyeruak di dada
Tak terasa bulir demi bulir kristal air meluncur dari pelupuk mata
Menatap langit-langit ruang tak ku temui jawabnya
Mencoba berpaling dari situasi nan terhimpit
Namun tak pula dapat meredam gejolak dalam dada
Membuat keadaan lebih teratasi pun sulit
Hanya mampu mencibir dan bungkam
Batin ini perih, terkoyak hingga tak kuasa ku redam
Napasku membabi buta seakan diburu
Tak ku hiraukan selama apa ku terhimpit
Tak ku hiraukan air mata yang terus meluncur di pipi tirusku
Bayangan itu kian muncul di hadapanku
Lebih pekat lebih dalam ku selami
Seraut wajah kian terlihat jelas ku lihat
Rindukah engkau padaku?
Tak inginkah engkau tau keadaanku?
Tak inginkah engkau berjumpa denganku?
Tak taukah engkau bahwa ku slalu merindukanmu?
Merindukan belai kasih dari tangan lembutmu
Merindukan peluk erat dekap tubuhmu
Memanjakanku sepenuh hati
Yakinlah engkau padaku
Suatu saat aku kan kembali membawa berita bahagia untukmu
Namun berjanjilah padaku,
Kau akan slalu setia menungguku disana
Menanti kebahagiaan yang ku bawa untukmu, hanya untukmu
0 komentar:
Posting Komentar